Inilah Respons tubuh pada saat seseorang jatuh cinta

Tak hanya fisik, tubuh juga bisa memberikan respons terhadap sesuatu melalui perasaan dan emosi, termasuk saat jatuh cinta.
Ya, memang ketika kita
sedang mengalami jatuh cinta, tubuh kita juga akan memberikan “sinyal”, makanya
banyak orang yang bilang ketika jatuh cinta tidak bisa di ungkapkan dengan
kata-kata tpi biasanya nulis di buku harian , "Dear diary hari ini aku bla bla
bla bla dan tulisan terakhirnya yang pasti I love you there,,, " oooohhh.....! Dan ini
yang sering dialami seseoarang ketika jatuh cinta pada pandangan pertama,,,
katanya sih....tpi sekarang gausah kata katanya karena udah ada orang yang
meneliti peristiwa ini. Keren ngga tuh ???
Peristiwa ketika orang
jatuh cinta sudah di teliti oleh Tim peneliti dari Aalto University, tepatnya
ini di negara Finlandia, mereka menemukan bahwa jatuh cinta merupakan salah
satu bentuk emosi yang palin memicu. Munculnya sensasi kuat pada tubuh dan Respons
ini biasanya hadir dalam bentuk perasaan yang menyenangkan dan hangat di
seluruh tubuh.
Penelitian yang di
lakukan pada lebih dari 700 orang dari Finlandia, swedia, dan Taiwan ini
menyoroti bahwa emosi dan respons tubuh ini tidak secara sengaja di buat-buat,
sebab memiliki dasar biologisnya masing-masing. Para peneliti melakukan
penelitian ini dengan mengubah-ubah emosi peserta. Setelah itu mereka diperlihatkan
gambar tubuh manusia dikomputer dan diminta untuk mewarnai bagian tubuh mereka
rasakan dan setelah itu mereka mengalami perubahan terkait perasaan tersebut.
Hasilnya di temukan
bahwa emosi yang paling umum mampu memicu sensasi kuat pada tubuh adalah
perasaan jatuh cinta. Ditemukan pula bahwa beda emosi maka akan pula bagian
tubuh yang di rasakan mengalami perubahan. Perubahan pada tubuh tersebut pada
dasarnya dapat memicu sensasi emosinal lain, seperti rasa bahagia. “menurut
seoarang asisten peneliti, Lauri Nummenna seperti dikutip dari Times of India.
Temuan ini tak hanya
menandakan bahwa tubuh manusia dipengaruhi oleh emosional seseorang tetapi juga
membantu kita mendiagnosis sesuai emosinya masing-masing. Emosi tak tak hanya masalah
mental, tetapi juga turut berpengaruh pada fisik tubuh kita. Dengan cara ini
yang kita bereaksi.” Menurut Nummennaa.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah proceedings of the national academy of sciences.
Nah
itulah hasil penelitian dari Tim peneliti dari Aalto University, Finlandia
Semoga hasil penelitian ini bisa bermanfaat dan bisa di kembangkan lagi,,
Akhir kata dari saya "I'll see you in my next post"
Referensi: Koran Harian Sentana 10
0 komentar:
Posting Komentar