Pages

Sabtu, 15 Oktober 2016

etika bisnis "contoh kasus"

Prinsip Kejujuran

Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

Contoh kasus :
Pesan Avanza, Datangnya Agya

Terlepas dari pro-kontra yang muncul, tak dipungkiri jika banyak konsumen pengguna jasa taksi online ini mengeluhkan kehadiran mobil LCGC untuk angkutan umum. Tak sedikit penumpang yang merasa tertipu saat memesan kendaraan mobil MPV tujuh penumpang seperti Toyota Avanza namun yang datang justru Toyota Agya.
Para pengguna layanan taksi online pun lantas kecewa karena kendaraan yang ada tak sesuai dengan pesanan atau tertera pada aplikasi tersebut. VIVA.co.id pun berusaha menelusuri masalah yang kerap dialami pengguna taksi online itu.
BN, seorang sopir taksi online mengaku bahwa dia pernah membawa penumpang dengan kendaraan berbeda dengan yang tertera pada aplikasi. Jadi awalnya dia memang memakai Toyota Avanza sama seperti dalam aplikasi. Seiring banyaknya masyarakat yang memilih menjadi sopir taksi online membuat persaingan menjadi ketat sehingga bisa dibilang sulit untuk memenuhi uang yang akan ia setorkan ke pihak rental mobil.
"Jadi saya bingung tuh kalau bawa Avanza setoran harus Rp300 ribu sehari sementara pemasukan kurang karena banyaknya saingan sesama driver," katanya.
Akibat setoran yang tinggi itu lantas ia pun mengambil inisiatif untuk mengganti mobil dengan setoran yang ringan. Adapun mobil itu adalah mobil LCGC, Agya. Setoran untuk mobil LCGC itu sendiri hanya Rp200 ribu. "Saya ganti mobil Avanza dengan Agya yang setorannya lebih ringan," katanya.
Ia mengakui bahwa kesalahannya lantaran ia tak memperbaharui akun dan jenis kendaraan yang akan dibawa. Akibatnya penumpang sewaktu memesan banyak yang kecewa setelah tahu bahwa mobil yang ditumpanginya tidak sesuai.
"Banyak yang cancel setelah tahu saya pakai Agya. Biasanya kalau penumpang cewek tidak mau kalau mobilnya beda karena takut dijahatin. Saya sih terima saja, mau bagaimana lagi," katanya.
Tak hanya itu, trik “nakal” driver juga pernah ditemui Lydia, seorang karyawan swasta. Ia mengaku pernah naik taksi online yang dapat bergonti-ganti menjadi mobil Xenia dan Avanza, tentu sesuai kebutuhan. Kok bisa?
"Jadi dia cerita ikut lebih dari satu aplikasi taksi online dengan mendaftarkan dua model mobil yang berbeda Xenia dan Avanza. Jadi nanti dia bisa milih mau ambil yang mana. Jika enak dari aplikasi Xenia ia tinggal memasang logo sama tulisan Daihatsu Xenia. Jika order yang masuk lebih menguntungkan aplikasi yang menggunakan mobil Avanza, ia tinggal ganti logo sama tulisan Toyota,” katanya kepada VIVA.co.id.
Lantas bagaimana reaksi perusahaan taksi online dengan aksi-aksi nakal para driver itu? Public Relation Manager Grab Indonesia, Dewi Nuraini, mengatakan pihaknya tentu akan memberi peringatan terhadap sopir yang tak menaati peraturan. "Kalau kayak gini biasanya kami kasih tahu dulu. Kami tegur driver-nya," kata Dewi.
Dewi mengklaim, bedanya kendaraan yang dipesan umumnya terjadi karena mobil tersebut sedang berada di bengkel, dan biasanya sopir tersebut memilih mobil lain sebagai alternatifnya. "Kami sarankan driver lapor ke customer service, kasih tahu mobilnya enggak sesuai sama yang di aplikasi, nanti akan kami adjust (menyesuaikan) di aplikasi," katanya.
Namun demikian, apabila pengemudi kerap melakukan kesalahan itu, maka pihaknya tak segan-segan memberikan sanksi, yakni mencabut izin operasi pengemudi itu.
"Kalau terjadi beberapa kali kami bisa suspend untuk alasan kenapa sih dia ganti-ganti mobil mulu. Tapi kami enggak bisa langsung suspend. Kami harus pelajari dulu kenapa alasannya," kata Dewi.


Solusi :

Menurut saya, dari pihak mitra bisnis aplikasi taksi online seharusnya mengkonfirmasi terlebih dahulu jika ingin mengganti kendaraan supaya konsumen tidak dikecewakan dan untuk pihak perusahaan yang menyediakan jasa aplikasi taksi online harus lebih ketat dan tegas jika mitra bisnis taksi online melakukan kesalahan atau penipuan yang membuat kerugian maupun kekecewaan bagi konsumen contohnya seperti tindakan untuk mensuspen aplikasi dari mitra tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar